Sabtu, 26 April 2014



                                            TSAQOFAH

* PARA SYUHADA KECIL DAN KISAH MASITHAH
Oleh : Dawud Yusnandi.
Jeddah 26 Jumaadi Tsani 1435 H / 26 April 2014

Inilah anak-anak suci para suhada kecil, yang telah gugur beserta orang tua mereka demi mempertahankan tegaknya Syari'at Allah di muka bumi ,hanya ada dua pilihan yang tidak bisa ditawar lagi,
" Hidup mulia di jalan Allah atau mati sahid."

Kami semua bangga pada kalian nak, janji dan jaminan Allah itu sesuatu yang hak dan pasti,bahwa dari setiap diri kalian akan diberikan sepuluh hak safaat untuk membantu kami, do'a dan tetes airmata kesedihan dan kebahagiaan kami mengiringi mengantarkan kepergian kalian hingga sampai di taman-taman yang menghiasi keindahan sorga.

Kami jadi teringat pada kisah seorang ibu yang gugur beserta kelima anak-anaknya sebagai suhada demi mempertahankan aqidah al-haq inilah kisahnya yang Telah Allah abadikan.

* KISAH MASYITHAH ( Penyisir Rambut Putri Fir'aun )

Innal hamdalillah , segala puji hanya bagi Allah Ta'ala, shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم beserta keluarga dan para sahabat beserta orang-orang yang mengikutinya.

Mempelajari kisah para Nabi jelas memiliki nilai yang sangat besar bagi seorang muslim. Dia bukanlah cerita yang di buat -buat, tetapi kejadian nyata yang kisahnya Allah sampaikan kembali dalam Al-Qur'an agar menjadi pelajaran dan sumber Inspirasi positif bagi seorang muslim dalam menjalani kehidupannya , kususnya dalam rangka berpegang teguh terhadap ajaran Allah Ta'ala dan mendakwahkannya.

لقد كان فى قصصهم عبرة لأولى الألبب ماكان حديثا يفترى ولكن تصديق الذى بين يديه وتفصيل كل شئ وهدى ورحمة لقوم يؤ منون ( 111)

" Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al- Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman."( QS. Yusuf: 111)

MASITHAH
Seorang wanita shalihah hidup bersama suaminya di bawah naungan keraja'an Fir'aun. Sejarah tidak pernah mencatat namanya, namun sejarah telah mencatat amal perbuatannya.

Dia adalah seorang pembantu dan perawat bagi putri-putri Fir'aun, yang biasa di sebut '' MASYITHAH'' karena pekerjaannya menyisir rambut putri Fir'aun.
Allah سبحانه وتعلى telah memberinya anugrah keimanan. Tidak seberapa lama, Fir'aun mengetahui keimanan suaminya, kemudian dia membunuhnya.

Akan tetapi sang istri shalihah tersebut tetap bekerja di istana Fir'aun menyisir rambut putri-putri Fir'aun, memberikan nafkah kepada kelima anaknya, memberi makan mereka sebagaimana burung memberi makan anak-anaknya.

Di saat dia menyisir salah satu putri Fir'aun, tiba-tiba sisir yang ada di tangannya terjatuh... lantas dia berkata ;

بسم الله " Bismillah "
Berkatalah putri Fir'aun ;
" Allah...?! Ayahku...? "
Tukang sisir itupun berkata ;
" Sekali -kali tidak , bahkan Allah adalah Tuhanku, Tuhanmu, dan Tuhan ayahmu..."

Sang putri itupun tercengang, ada Tuhan lain yang di sembah selain ayahnya ?!
Kemudian dia laporkan hal itu kepada ayahnya. Ayahnyapun kaget dan geram. Ada orang di istananya yang menyembah Tuhan selain dirinya ?!
Fir'aunpun memanggil penyisir tersebut seraya berkata;

'' Siapa Tuhanmu ?''
Dia menjawab;
'' Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah''

Firaunpun memerintahkannya untuk kembali keluar dari agamanya, memenjarakannya dan memukulinya, namun dia tetap tegar, tidak keluar dari agamanya.

Maka Fir'aunpun memerintahkan untuk mendatangkan satu kuali tembaga yg besar kemudian di penuì dengan minyak, lalu di didihkan hingga bergolak.

Fir'aunpun mendirikan penyisir tersebt di hadapan kuali. Di saat sang penyisir itu melihat adzab (penyiksaan), dia yakin bahwa dia hanyalah satu nyawa yang akan keluar kemudian bertemu dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Fir'aun tahu bahwa manusia yang paling di cintai oleh sang penyisir tersebut adalah kelima anaknya, lima anak yatim yang dia mencarikan nafkah untuk mereka, dan memberi makan mereka. Fir'aunpun berkeinginan untuk menambah adzabnya. Lalu di hadirkanlah kelima anak- tersebut, mata2 mereka berputar putar kebingungan, mereka tidak tahu kemana mereka akan di tuntun.

Tatkala mereka melihat ibu mereka, merekapun bergelayutan kepadanya sembari menangis.
Sang penyisir tersebut mendekap dan menciumi anak-anaknya lalu menangis.
Diapun mengambil yang paling kecil di antara mereka, lalu di dekap di dadanya dan menyusuinya.

Tatkala Fir'aun melihat pemandangan ini,dia memerintahkan untuk mengambil si sulung. Para serdadupun menyeret dan mendorongnya menuju minyak yang mendidih.
Ank itupun berteriak memanggil ibunya, dan meminta tolong, memohon belas kasihan para serdadu, juga kepada Fir'aun. Dia berusaha meronta melepaskan diri dan lari.
Dia menyeru adik-adiknya, dia pukuli para serdadu itu dengan kedua tangan mungilnya, sementara mereka memukul dan mendorongkannya, sang ibu melihat kepadanya dan mengucapkan salam perpisahan dengannya.

Tidak selang berapa lama bocah kecil itupun di lemparkan kedalam minyak yang mendidih, sementara sang ibu menangis sembari melihatnya.

Adik-adiknyapun menutupi wajah -wajah mereka dengan tangan-tangan kecil mereka. Hingga setelah daging tubuhnya hancur, serta tulang putihnya menyembul di atas minyak yang bergolak, Fir'aun melihat kepadanya dan memerintahkannya untuk kufur kepada Allah Azza wajallaa.
Sang ibupun tetap menolak.

Lalu Fir'aun murka, dan memerintahkan untuk mengambil putra keduanya.
Anak itupun di rebut dari sisi ibunya, anak itupun menangis dan meminta tolong, lalu di lemparkan kedalam minyak,sementara sang ibu melihat kepadanya hingga tulang-tulang putihnya menyembul dan bercampur dengan tulang belulang saudaranya.

Sang ibu tetap teguh di atas agamanya, dia yakin terhadap pertemuan dengan Robbnya.

Lalu Fir'aun memerintahkan untuk mengambil putra yang ketiga.
Diapun diseret dan di dekatkan ke kuali yang mendidihkemudian dia di lemparkan dan hilang di dalam minyak yang mendidih.
Dia perlakukan seperti memperlakukan terhadap kedua saudaranya.
Sementara sang ibu tetap teguh di atas agamanya.

Fir'aunpun memerintahkan untuk melemparkan anaknya yang ke empat. Serdadupun menuju kepada anak itu, anak kecil yang tengah berpegangan dengan baju ibunya.
Disaat serdadu-serdadu itu merebutnya dari sang ibu, dia menangis dan berpegangan kepada kedua kaki ibunya... air matanya mengalir di atas kedua kaki ibunya....sang ibupun berusaha untuk menggendongnya bersama adik kecilnya....
Dia berusaha untuk mengucapkan salam perpisahan dengannya ;

" Ma'afkan ibumu nak...bukannya ibu tidak sayang pada kalian semua...tapi ini perkara akidah dan keyakinan terhadap Sang Khalik, kelak kita akan berkumpul kembali dalam naungan Rahmat Allah."

Dia lalu menciuminya sebelum berpisah dengannya.
Lalu serdadu-serdadu itupun memisahkan kedua ibu dan anak itu.

Merekapun memegang kedua tangan anak kecil yang sedang menangis dan meminta tolong itu... Dia berteriak dengan kalimat-kalimat yang tidak di mengerti, sementara mereka tidak berbelas hati kepadanya.
Sebentar kemudian dia telah tenggelam di dalam minyak yang mendidih, tubuhnya menghilang...dan suaranyapun menghilang ...sang ibu mencium bau daging anak-anaknya...tulang-tulang kecil putih menyembul di atas permukaan minyak yang mendidih.
Sang ibu melihat kepadanya sungguh anak-anaknya telah pergi meninggalkannya menuju negri lain ; di alam baka .

Diapun menangis , hatinya hancur berkeping-keping karena berpisah dengan anak-anaknya.
Selama ini dia timang-timang di dadanya, dia susui dengan payudaranya, selama ini dia terjaga karena keterjagaannya, dan menangis karena tangisannya.

Betapa banyak malam dia tidur di pangkuannya, dan bermain dengan rambutnya.....

Diapun berusaha untuk tabah dan teguh...

Merekapun menoleh kepada sang ibu, merebut si bungsu yang masih dalam susuan dari hadapannya.

Saat itu dia sedang minum air susu ibunya .. Saat dia direbut si bungsu berteriak menangis... Sang ibupun menangis.

Tatkala Allah Azza wajallaa melihat hatinya yg hancur berkeping-keping karena putranya,
Allah menjadikan lisan si bungsu berbicara di gendongannya;

" Wahai...ibu , bersabarlah, sesungguhnya engkau berada di atas kebenaran."

Lalu terputuslah suaranya...dan menghilang di dalam kuali bersama saudara-saudaranya ...

Dia telah di lemparkan kedalam minyak yang mendidih, sementara di dalam mulutnya masih tersisa air susu ibunya, di tangannya terdapat helaian rambut ibunya, dibajunya tersisa sebagian air mata ibunya.

Pergilah kelima putra-putranya... Itulah tulang belulang mereka ... Menyembul di permukaan kuali, sementara daging-daging mereka telah di pisahkan oleh minyak.

Sang ibu melihat kepada tulang belulang kecil tersebut ....itu adalah tulang anak-anaknya, yang telah lama memenuhi rumah dengan tawa dan kebahagiaan mereka.

Mereka adalah kenikmatan jiwanya, buah hatinya, yang belum pernah berpisah dengannya....seakan-akan jantungnya telah di keluarkan dari dalam dadanya.
Selama ini mereka berlarian menuju kepadanya.... Saling melempar canda di hadapannya, memeluk mereka di dadanya ...menyuapi makan mereka, memandikan dan memberi pakaian mereka dengan tangannya....serta mengusap air mata mereka dengan jari jemarinya.

Kemudian kini mereka telah tiada direbut paksa dari hadapanya, dan di bunuh di hadapan pandangan matanya.
Mereka tinggalkan sang ibu sendirian , dan berpaling darinya serta dari kerabat yang akan bersama mereka.

Adalah sang ibu bisa saja membebaskan mereka dari adzab dengan satu kalimat kufur yang dia perdengarkan kepada Fir'aun.

Akan tetapi dia tahu bahwa apa yang ada di sisi Allah jauh lebih baik dan kekal.

Kemudian saat tidak tersisa kecuali dia....mereka menghadap kepadanya seperti anjing pemburu.

Mereka mendorongnya kekuali. Tatkala mereka membawanya untuk di lemparkan kedalam minyak, dia melihat kepada tulang belulang putra-putranya...lalu ingat berkumpulnya mereka di kehidupan...lantas dia menoleh kepada Fir'aun dan berkata;

'' Aku punya permintaan kepadamu.''
Fir'aun berteriak;

'' Apa keperluanmu...?''
Dia menjawab:

'' Kumpulkanlah tulangku dan tulang anak-anakku, dan kuburkanlah dalam satu kuburan...!''

Kemudian dia pejamkan kedua matanya, lalu dia di lemparkan kedalam kuali...tubuhnyapun terbakar...dan tenggelamlah tulang belulangnya.

Sungguh indah....... Betapa agung ketabahannya .....betapa banyak fahalanya ....!

Sungguh, Nabi صلى عليه وسلم telah melihat satu nikmat dari kenikmatannya saat malam isra mi'raj.

Lalu beliau صلى الله عليه وسلم menceritakannya kepada para sahabatnya, dan bersabda kepada mereka, seperti yg telah di riwayatkan oleh al- Baihaqi;

'' Tatkala aku di isra'kan, aku melalui dan mencium bau wangi, lalu ku tanyakan:
'' Wangi apakah ini...?''
maka dikatakan kepadaku, ini adalah wangi tukang sisir putri Fir'aun dan putra-putranya.''

Demikianlah, wanita mukmin berlalu menuju Sang Pencipta Subhanahu وتعلى, serta berada di sisi Nya سبحانه وتعلى.

Terwujudlah sudah firman Allah :

سلم عليكم بما صبر تم فنعم عقبى الدار (٢٤)

'' Salamun 'alaikum bima shabartum (keselamatan atasmu berkat kesabaranmu). Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.( QS. Ar-Ra'd: 24)

Lantas bagaimana dengan kita....?
Sudah terujikah Iman kita...?

أحسب الناس أن يتركوا أن يقولوا ءامنا وهم لا يفتنون(2) ولقد فتنا الذين من قبلهم فليعلمن الله الذين صدقوا وليعلمن الكذبين (3)

'' Apakah manusia itu mengira bahwa mereka di biarkan (saja) mengatakan : '' Kami telah beriman'', sedangkan mereka tidak di uji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (QS. Al- Ankabut: 2-3)

أم حسبتم أن تدخلوا الجنة ولما يأتكم مثل الذين خلوا من قبلكم مستهم البأسآءوالضرآء وزلزلوا حتى يقول الرسول والذين ءامنوا معه متى نصرالله ألا إن نصرالله قريب

'' Apakah kalian mengira akan masuk surga sedangkan belum datang kepada kalian (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian ? Mereka di timpa mala petaka dan kesengsaraan , serta di goncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya : '' Bilakah datangnya pertolongan Allah?'' Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (QS. Al- Baqarah: 214)

Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengisahkan betapa beratnya perjuangan orang2 dulu dalam perjuangan mereka mempertahankan iman mereka , sebagaimana dituturkan kpd Shahabat Khabbab Ibnul Arats رضى الله عنه

لقد كان قبلكم ليمشط بمشاط الحديد ما دون عظامه من لحم أو عصب ما يصرفه دلك عن دينه ويوضع المنشار على مفرق رأسه فيشق باثنين ما يصرفه ذلك عن دينه

'' Sungguh telah terjadi kepada orang-orang sebelum kalian, ada yang di sisir dengan sisir besi (sehingga) terkelupas daging dari tulang-tulangnya, akan tetapi itu tidak memalingkannya dari agamanya, dan adapula yang di letakan di atas kepalanya gergaji sampai terbelah dua , namun itu tidak memalingkannya dari agamanya..''
( HR. Al-Bukhari. Shahih Al-Bukhari dlm Fatul Bari juz 7 hal 202).

Semoga bermanfaat 'IBROTULLI ULIIL ALBAB.
وسلام عليكم ورحمة الله وبركاته